Geusyik Km8 Sambut Baik Kerja Sama Pengkab Aceh Utara Dengan ARC
ACEH UTARA – Demi kelancaran pengembangan System Inovasi Daerah ( SIDa) Masyarakat Gampong Kilometer VIII Kecamatan Simpang Keuramat menyambut baik kerja sama Pemerintah Aceh Utara dan Atsiri Researh Centre (ARC) untuk memudahkan ekspor minyak nilam Aceh keluar Negeri.
Geuchik Gampong Kilometer VIII Kecamatan Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara, Mahyeddin Abubakar menjelaskansaat ini Atsiri Researh Centre (ARC) Unsyiah yang telah menyusun peta jalan (roadmap) System Inovasi Daerah (SIDa) untuk pengembangan agribisnis tanaman nilam di Aceh Utara.
“saya selaku Kepala Desa dan masyarakat Km8 sambut baik kerja sama Pemkab Aceh Utara dengan Atsiri Researh Centre (ARC) Unsyiah yang telah menyusun peta jalan (roadmap) Sistim Inovasi Daerah (SIDa) untuk pengembangan agribisnis tanaman nilam di Aceh kedepan, kami siap menerima tawaran ARC untuk pengembangan System Inovasi Daerah (SIDa) tersebut masa akan datang”, jelas mayeddin.
Dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Oproom Setdakab Aceh Utara turut hadir kepala Bappeda Aceh Utara, kepala Dinas Perkebunan, Perternakan, dan Kesehatan Hewan, kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM, kepala dinas Penanaman Modal, Transmigrasi, dan Tenaga Kerja Aceh Utara, Camat Nisam Antara, Camat Kuta Makmur, Camat Simpang Kramat, kelompok tani, Akademisi Unimal serta LSM di Aceh Utara membuka ruang diskusi bersama dalam hal produksi tanaman nilam dan perdagangan hingga ke Luar Negeri.
Mayeddin menambahkan,dari hasil musyawarah dalam forum kegiatan tersebut pihak nya meminta Pemkab Aceh Utara untuk lebih serius dalam membantu para petani salah satu tanaman penghasil minyak atsiri di Desanya yang telah berkembang sejak tahun 1996 silam, bahkan menurutnya pada 1998 dampak puncaknya krisis moneter dunia tidak dirasakan oleh petani Nilam di sana, pasalnya saat itu harga minyak nilam diatas 1 juta/kg.
“Nilam Aceh Utara varietas Lhokseumawe berada di peringkat kedua terbaik dunia berdasarkan SK Menteri Pertanian nomor : 320/Kpts/SR.120/8/2005 dengan daya produktivitas terna 42,59 – 64,67ton/ha. Sementara produksi minyak 273,49-415,65 kg/ha. Dengan kandungan kadar Pathchouli Alcohol 34,46 persen.
90 persen kebutuhan minyak nilam dunia itu dipasok dari Indonesia dan 70 persennya berasal dari Aceh. Nilam Aceh (pogostemon cablin benth) merupakan nilam unggul dengan kualitas terbaik di dunia karena menghasilkan minyak dengan rendemen 3 persen dan kandungan patchouly alcohol (pa) di atas 30 persen, Minyak nilam ini mutlak dibutuhkan dalam industri parfum sebagai bahan fixatif pengikat aroma, sehingga wanginya bisa bertahan lebih dari 12 jam”. Katanya.
Pasca FGD yang diikutinya 3 November 2019 tersebut, Geuchik yang telah menghasilkan produk Kerupuk Jengkol Bratana itu, bersama dengan Kader Pembangunan Manusia Gampong (KPM – G) langsung menginplimentasikan racikan Parfum dengan kandungan minyak nilam sebagai pengikat aroma.
Bermodalkan jerih triwulan ketiga yang diterimanya, Parfum “Mangat Bee” Produk UPPKS (Usaha Peningkatan Perekonomian Keluarga Sejahtera) KM VIII – Simpang Keuramat yang dipromosikan lewat jejaring sosial banyak menuai komentar positif dan racikan itupun mulai dilepas kepasaran sejak 18 November 2019, meski belum mengantongi izin resmi. Namun, menurutnya bahan-bahan yang terkandung didalam racikan minyak wangi tersebut salah satunya adalah cetearyl alcohol yang merupakan jenis alkohol non khamr dan mendapat sertivikasi halal dari LPPOM-MUI.
Sementara itu Tgk. Nazaruddin, S.Sos.I, M.Ag Anggota DPR-K Aceh Utara Asal Simpang Keuramat sangat mengaprisiasi dan mendukung penuh kreativitas yang ditunjukkan oleh Geuchik Kilometer VIII tersebut “Dalam waktu dekat ini saya akan bantu untuk pengurusan izin dan sertvikasi halal di LPPOM-MUI terhadap produk kreatifitas Geuchik Din ini dan Hal ini kiranya tidak merupakan tindakan yang berlebihan, melainkan ini merupakan sebuah perubahan mindset yang ditunjukkannya untuk peningkatan ekonomi masyarakat” Pungkas Tgk Nazar.